Senin, 08 November 2010

Tulisan Etika bisnis

Nama : Ana Maryana.K

NPM : 10207096

Kelas : 4EA12

Dosen : Supriyo Hartadi

Tulisan Etika Bisnis


1. MASALAH POKOK DALAM ETIKA BISNIS


Andaikan anda adalah seorang direktur teknik yang harus menerapkan teknologi baru. Anda tahu teknologi ini diperlukan dapat meningkatkan efisiensi industri, namun pada saat yang sama juga membuat banyak pegawai yang setia akan kehilangan pekerjaan, karena teknologi ini hanya memerlukan sedikit tenaga kerja saja. Bagaimana sikap anda? Dilema moral ini menunjukkan bahwa masalah etika juga meliputi kehidupan bisnis. Perusahaan dituntut untuk menetapkan patokan etika yang dapat diserap oleh masyarakat dalam pengambilan keputusannya. Sedangkan di pihak lain, banyak masyarakat menganggap etika itu hanya demi kepentingan perusahaan sendiri. Tantangan yang dihadapi serta kesadaran akan keterbatasan perusahaan dalam memperkirakan dan mengendalikan setiap keputusannya membuat perusahaan semakin sadar tentang tantangan etika yang harus dihadapi.

INOVASI, PERUBAHAN DAN LAPANGAN KERJA


Aspek bisnis yang paling menimbulkan pertanyaan menyangkut etika adalah inovasi dan perubahan. Sering terjadi tekanan untuk berubah membuat perusahaan atau masyarakat tidak mempunyai pilihan lain. Perusahaan harus menanam modal pada mesin dan pabrik baru yang biasanya menimbulkan masalah karena ketidakcocokan antara keahlian tenaga kerja yang dimiliki dan yang dibutuhkan oleh teknologi baru. Sedangkan perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi biasanya menghadapi ancaman yang cukup besar sehingga memperkuat alasan perlunya melakukan perubahan. Keuntungan ekonomis dari inovasi dan perubahan biasanya digunakan sebagai pembenaran yang utama.
Sayangnya biaya sosial dari perubahan jarang dibayar oleh para promotor inovasi. Biaya tersebut berupa hilangnya pekerjaan, perubahan dalam masyarakat, perekonomian, dan lingkungan. Biaya-biaya ini tak mudah diukur. Tantangan sosial yang paling mendasar berasal dari masyarakat yang berdiri di luar proses. Dampak teknologi baru bukan mustahil tak dapat diprediksi. Kewaspadaan dan keterbukaan yang berkesinambungan merupakan tindakan yang penting dalam usaha perusahaan memenuhi kewajibannya.
Dampak inovasi dan perubahan terhadap tenaga kerja menimbulkan banyak masalah dibanding aspek pembangunan lainnya. Banyak pegawai menganggap inovasi mengecilkan kemampuan mereka. Hal ini mengubah kondisi pekerjaan serta sangat mengurangi kepuasan kerja. Perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalam masa perubahan. Termasuk di dalamnya adalah
mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan.

PASAR DAN PEMASARAN


Monopoli adalah contoh yang paling ekstrem dari distorsi dalam pasar. Ada banyak alasan untuk melakukan konsentrasi industri, misal, meningkatkan kemampuan berkompetisi, memudahkan permodalan, hingga semboyan “yang terkuat adalah yang menang”. Penyalahgunaan kekuatan pasar melalui monopoli merupakan perhatian klasik terhadap bagaimana pasar dan pemasaran dilaksanakan. Kecenderungan untuk berkonsentrasi dan kekuatan nyata dari perusahaan raksasa harus dilihat secara hati-hati.
Banyak kritik diajukan pada aspek pemasaran, misal, penyalahgunaan kekuatan pembeli, promosi barang yang berbahaya, menyatakan nilai yang masih diragukan, atau penyalahgunaan spesifik lain, seperti iklan yang berdampak buruk bagi anak-anak. Diperlukan kelompok penekan untuk mengkritik tingkah laku perusahaan. Negara pun dapat menentukan persyaratan dan standar.

PENGURUS DAN GAJI DIREKSI
Unsur kepengurusan adalah bagian penting dari agenda kebijaksanaan perusahaan karena merupakan kewajiban yang nyata dalam bertanggungjawab terhadap barang dan dana orang lain. Perusahaan wajib melaksanakan pengurusan manajemen dengan tekun atas semua harta yang dipertanggungjawabkan pada pemberi tugas. Tugas terutama berada pada pundak direksi yang diharapkan bertindak loyal, dapat dipercaya, serta ahli dalam menjalankan tugasnya. Mereka tidak boleh menyalahgunakan posisinya. Mereka bertanggung jawab pada perusahaan juga undang-undang. Dalam hal ini auditing memegang peranan penting dalam mempertahankan stabilitas antara kebutuhan manajer untuk menjalankan tugasnya dan hak pemegang saham untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakan para manajer. Perdebatan mengenai gaji direksi terjadi karena adanya ketidakadilan dalam proses penentuannya, ruang gerak yang dimungkinkan bagi direksi, kurang jelasnya hubungan antara kinerja organisasi dan penggajian, paket-paket tambahan tersembunyi dan kelemahan dalam pengawasan. Tampaknya gaji para direksi meningkat, sementara tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata cenderung menurun, dan nilai saham berfluktuasi. Hal ini menimbulkan kritik dan kesadaran untuk menyoroti kenaikan gaji para eksekutif senior. Informasi dan pembatasan eksternal merupakan unsur penting dalam upaya menyelesaikan penyalahgunaan yang terjadi.

TANTANGAN MULTINASIONAL
Sering terjadi, perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budaya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan perusahaan mengkesploitasi lubang-lubang perundang-undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka. Dalam prakteknya, perusahaan internasional mempengaruhi perkembangan ekonomi sosial masyarakat suatu negara. Mereka dapat mensukseskan aspirasi negara atau justru malah membuat frustasi dengan menghambat tujuan nasional. Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan maupun industri untuk melaksanakan aturan kode etik secara internal maupun eksternal.




2. MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN


Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips-service” belaka. Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas.

Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwen. Demikian pula penyebab terjadinya kasus Pertamina tahun (1975), Bank Duta (1990) adalah serupa.

Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, membedakan antara ethics, morality dan law sebagai berikut :

  • • Ethics is defined as the consensually accepted standards of behavior for an occupation, trade and profession
  • • Morality is the precepts of personal behavior based on religious or philosophical grounds
  • • Law refers to formal codes that permit or forbid certain behaviors and may or may not enforce ethics or morality.

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita :

  1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya. Oleh karena itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuan nya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Dari pengelompokan tersebut Cavanagh (1990) memberikan cara menjawab permasalahan etika dengan merangkum dalam 3 bentuk pertanyaan sederhana yakni :

  • Utility : Does it optimize the satisfactions of all stakeholders ?
  • Rights : Does it respect the rights of the individuals involved ?
  • Justice : Is it consistent with the canons oif justice ?


Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Contoh kasus Enron yang selain menhancurkan dirinya telah pula menghancurkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen yang memiliki reputasi internasional, dan telah dibangun lebih dari 80 tahun, menunjukan bahwa penyebab utamanya adalah praktek etika perusahaan tidak dilaksanakan dengan baik dan tentunya karena lemahnya kepemimpinan para pengelolanya. Dari pengalaman berbagai kegagalan tersebut, kita harus makin waspada dan tidak terpana oleh cahaya dan kilatan suatu perusahaan hanya semata-mata dari penampilan saja, karena berkilat belum tentu emas.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

  • • Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
  • • Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
  • • Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
  • • Akan meningkatkan keunggulan bersaing.


Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :

  • • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
  • • Memperkuat sistem pengawasan
  • • Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.




3. PELANGGARAN ETIKA BISNIS



· Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi.

Sebuah Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar. Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu kepada wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru memberikan informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragama guru. Dalam kasus ini, pihak Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi

· Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggung jawaban

Sebuah perusahaan PJTKI di Jogja melakukan rekrutmen untuk tenaga baby sitter. Dalampengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan berjanji akan mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan akan dikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan bahwa segala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak jadi berangkat ke negara tujuan. B yang terarik dengan tawaran tersebut langsung mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2
bulan training, B tak kunjung diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi, perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang seharusnya diberangnka ke negara tujuan untuk bekerja.

· Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran

Sebuah perusahaan property ternama di Yogjakarta tidak memberikan surat ijin
membangun rumah dari developer kepada dua orang konsumennya di kawasan kavling perumahan milik perusahaan tersebut. Konsumen pertama sudah memenuhi kewajibannya membayar harga tanah sesuai kesepakatan dan biaya administrasi lainnya. Sementara konsumen kedua masih mempunyai kewajiban membayar kelebihan tanah, karena setiap kali akan membayar pihak developer selalu menolak dengan alasan belum ada ijin dari pusat perusahaan (pusatnya di Jakarta). Yang aneh adalah di kawasan kavling itu hanya dua orang ini yang belum mengantongi izin pembangunan rumah, sementara 30 konsumen lainnya sudah diberi izin dan rumah mereka sudah dibangun semuannya. Alasan yang dikemukakan perusahaan itu adalah ingin memberikan pelajaran kepada dua konsumen tadi karena dua orang ini telah memprovokasi konsumen lainnya
untuk melakukan penuntutan segera pemberian izin pembangunan rumah. Dari kasus ini perusahaan property tersebut telah melanggar prinsip kewajaran (fairness) karena tidak memenuhi hak-hak stakeholder (konsumen) dengan alasan yang tidak masuk akal.

· Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran

Sebuah perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan kondisi
bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak perusahaan
kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak memenuhi spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan perusahaan pengembang

· Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati

Seorang nasabah, sebut saja X, dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar angsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan psikologis kepada nasabah. Dalam
kasus ini kita dapat mengakategorikan pihak perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu dengan cara yang bijak dan tepat.

Jumat, 04 Juni 2010

Tulisan Teknologi Informasi

Nama : ANA MARYANA KELIN

Kelas : 3EA12

NPM : 10207096

Dosen : Budi Santoso

Fakultas : Ekonomi

1. Teknologi Informasi tentang Komputer

Komputer telah mengubah dunia sedemikian rupa sehingga kita bisa mengatakan kita sekarang hidup di zaman komputer, setelah meninggalkan era industri baik di belakang kita. Komputer yang digunakan dalam hampir setiap bidang kehidupan manusia – termasuk kedokteran, ilmu pengetahuan, kejahatan deteksi, hiburan, dan banyak banyak lagi.

Komputer telah merevolusi begitu banyak aspek kehidupan kita yang sekarang sulit membayangkan hidup tanpa itu.

Tugas Silogisme Hipotesis

Nama : ANA MARYANA KELIN

Kelas : 3EA12

NPM : 10207096

Dosen : Budi Santoso

Fakultas : Ekonomi

1. Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi

konditional hipotesis.

Konditional hipotesis yaitu :

- bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.

- bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh silogisme hipotesis :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

2. Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.

Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

3. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan/Riset (Field Research)

Studi lapangan ini berupa hasil :

1. Wawancara, proses pengumpulan data dengan cara Tanya jawab dan bertatap muka kepada pemilik Salon tersebut.

2. Kuesioner, membagikan lembar daftar pertanyaan ke konsumen.

3. Observasi, mengamati secara langsung proses penelitian.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Pengumpulan data yang diambil berasal dari kumpulan buku-buku dan catatan si penulis yang berupa foto copy selama kuliah mata pelajaran yang berkaitan dengan masalah ini.

2. Hipotesis

Ho : Konsumen puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Salon Mulyo.

Ha : Konsumen tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Salon Mulyo.

3. Alat Analisis Yang Digunakan

1. Analisis Deskriptif

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan cara inferensi yang digambarkan melalui hubungan antara populasi dan sampel.

Populasi = menghimpun seluruh pelanggan yang berkunjung selama bulan April – Mei 2007.

Sampel = menghimpun 50 pelanggan yang menerima daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Analisis Kuantitatif

Alat analisis yang digunakan pada data kuantitatif ini, penulis mengujinya dengan cara uji skala likert dan uji chi square.

Uji chi square ( χ2 ) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi/actual ( Fo ) dengan frekuensi harapan/ekspektasi ( Fe ) yang didasarkan atas hipotesis tertentu.

Rumus :

χ2 hit = Σ ( Fo – Fe )2

Fe

Uji skala likert adalah pengujian yang dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa atau produk. Dengan menggunakan rumus tingkat kesesuaian.

Rumus :

Tki = Xi x 100 %

Yi

Bobot yang diberikan adalah :

Bobot 5 = Sangat Baik/Sangat Penting

Bobot 4 = Baik/Penting

Bobot 3 = Cukup Baik/Cukup Penting

Bobot 2 = Kurang Baik/Kurang Penting

Bobot 1 = Tidak Baik/Tidak Penting

Kamis, 22 April 2010

Tulisan Ilmiah

Nama : ANA MARYANA KELIN

Kelas : 3EA12

NPM : 10207096

Nama Dosen : Budi Santoso

Fakultas : Ekonomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang serba maju dan modern pada umumnya masyarakat sangat mengutamakan efisiensi, kenyamanan serta keamanan dalam berbelanja. Terutama bagi masyarakat yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, dengan segala rutinitas mereka yang padat serta keterbatasan dalam hal waktu membuat mereka berfikir dua kali jika harus mendatangi pasar tradisional untuk membeli kebutuhan hidup sehari hari, kalaupun harus memilih, mereka tentu saja akan lebih memilih untuk mendatangi pusat perbelanjaan yang lebih modern, karena pusat perbelanjaan modern tersebut dapat menawarkan berbagai fasilitas yang lebih baik seperti kenyamanan serta keamanan dalam berbelanja selain itu produk produk yang diperdagangkanpun juga memiliki kualitas yang lebih terjamin. PT. Hero Supermarket Tbk. Merupakan salah satu perusahaan yang membawahi gerai supermarket modern yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga. Sejak Berdiri pada tanggal 5 Oktober 1971 sampai sekarang PT. Hero Supermarket telah memiliki gerai-gerai yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia diantaranya berada di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, bahkan Denpasar. Dari perkembangan yang cukup pesat itu membuktikan bahwa peran pihak manajemen sangat berpengaruh dalam suatu perusahaan.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang retail tentu saja PT. Hero Supermaket Tbk. berupaya memaksimumkan labanya dari tahun ke tahun seperti tujuan dari perusahaan-perusahaan lain pada umumnya. Namun dalam proses memaksimumkan labanya pihak perusahaan tentu saja menemukan berbagai kendala. Kendala-kendala tersebut bisa berasal dari dalam perusahaan (internal) maupun dari luar perusahaan (eksternal).

Kendala-kendala yang berasal dari dalam perusahaan (internal) antara lain seperti kemampuan kinerja SDM yang dinilai tidak efektif dan efisien, pendistribusian produk yang tidak lancar maupun keterbatasan persediaan jumlah produk yang diperdagangkan. Sedangkan kendala-kendala dari luar (eksternal) yang dihadapi perusahaan seperti keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang sedang mengalami krisis yang secara langsung dapat mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat serta yang tidak kalah penting yaitu hadirnya perusahaan pesaing. Namun dari semua faktor kendala-kendala yang telah disebutkan di atas, kita tidak boleh mengkesampingkan kondisi keuangan dari perusahaan itu sendiri.

Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat kita lihat melalui analisis laporan keuangan yang merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak manajemen dari perusahaan yang bersangkutan. Bagi pihak kreditur laporan keuangan berguna untuk jaminan keamanan mereka. Dalam hal ini kreditur melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak permintaan kredit yang diajukan perusahaan. Proses ini bertujuan untuk memperhitungkan sampai sejauh mana pihak perusahaan memiliki kemampuan dalam hal pengembalian hutang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan bagi pihak manajer keuangan laporan keuangan berguna sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan yang akan diambil oleh perusahaan di tahuntahun berikutnya guna meningkatkan laba dan kelangsungan usaha dari perusahaan itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan singkat yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik menyusun penulisan ilmiah dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Pada PT.Hero Supermarket Tbk.”

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Dalam penulisan ilmiah ini rumusan masalah yang diketengahkan adalah kinerja keuangan PT. Hero Supermaket Tbk. Bila dilihat dari sisi rasio keuangan yang terdiri dari likuiditas, solvabilitas rentabilitas serta aktivitasnya. Sedangkan untuk batasan masalah penulis membatasi masalah pada analisis laporan keuangan PT. Hero Supermarket Tbk. untuk periode 2002 – 2006 dengan menggunakan metode metode seperti ; Metode Rasio Likuiditas (Cash Ratio, Current Ratio, Quick ratio, Net Working Capital To total asset Ratio), Metode Rasio Solvabilitas (Total Debt to Total Equity Ratio, Total Debt to Total Asset ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio), Metode Rasio Rentabilitas (Rate of Return on Investment, Net Profit margin, Rate of return on Total Asset, Rate of Return for The Owners). Metode Rasio Aktivitas (Total Operating Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Working Capital Turnover).

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dianalisis dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas serta Rasio Aktivitas.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi berbagai pihak, baik pihak di dalam perusahaan (pihak intern) maupun pihak di luar perusahaan (pihak ekstern).

Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :

a. Manajer atau pimpinan perusahaan (intern) Bermanfaat guna menyusun rencana-rencana yang akan ditempuh perusahaan pada periode berikutnya, menentukan kebijakan apa saja yang bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan terutama dari segi memaksimumkan laba

b. Pemilik Perusahaan (intern) Bermanfaat guna menilai kinerja manajer serta pegawai dalam memajukan perusahaan

c. Investor (ekstern) Bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai terlaksana maupun tidaknya proses investasi oleh investor.

d. Kreditur (ekstern) Bermanfaat untuk mengetahui kemampuan nasabah / debitur dalam memenuhi kewajiban finansialnya atau dengan kata lain

Tugas Proposisi

Nama : ANA MARYANA KELIN

Kelas : 3EA12

NPM : 10207096

Nama Dosen : Budi Santoso

Fakultas : Ekonomi

Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh. Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan.

Secara sujektif, keputusan berarti suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat dibenarkan atau disangkal jadi, bisa benar atau salah. Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu keputusan selalulah hubungan yang terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut dapat terwujud:

  1. Hubungan indentitas atau kebedaan atau juga bisa terdapat
  2. Bentuk-bentuk hubungan lainnya, misalnya hubungan dependensi (ketergantungan), dan lain-lain.

Pembedaan keputusan dan proposisi menurut dua golongan, yakni:

  1. Keputusan / proposisi kategoris,dan
  2. Keputusan/ proposisi hipotesis

Jumat, 02 April 2010

tugas bahasa indonesia 2#

d. Bila salah satu premisnya negative simpulan pasti negative

- tidak seekor ikan pun terbang

Semua ikan berenang

Jadi, tidak seekor burung pun berenang

- Tidak satu buah jeruk pun berwarna merah

Semua jeruk berwarna kuning

Jadi, tidak satu buah apel pun berwarna kuning

e. Dari premis yang positif akan di hasilkan simpulan yang positif

- semua guru SLTA mengajar

Ibu Laras guru SLTA

Ibu Laras harus mengajar

- Semua hewan makhluk hidup makan

Kucing hewan makhluk hidup

Kucing harus makan

f. dari dua premis yang khusus tidak dapat di tarik satu kesimpulan

- sebagian orang kerja kepala keluarga

Sebagian pimpinan adalah orang kerja

- Sebagian mahasiswa bekerja

Sebagian guru adalah mahasiswa

g. bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus

- semua hewan herbivore pemakan tumbuh-tumbuhan

Rusa pemakan tumbuh-tumbuhan

Jadi, rusa adalah hewan herbivore

- Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA

Amad adalah lulusan SLTA

Jadi, Amad adalah lulusan SLTA

h. dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negative tidak dapat di tarik satu simpulan

- beberapa bunga adalah mawar

Tidak seekor kupu-kupu pun adalah bunga

- Beberapa lebah adalah madu

Tidak seorang manusia pun adalah lebah

Minggu, 28 Februari 2010

puisi "Perpisahan"

Izinkan aku menatapmu melukiskan wajahmu
Pada lembar kenanganku yang sempat terhapus
Biarkanlah hari ini menjadi hari yang paling inginkan
Di saat-saat terakhir bagi kita izinkanlah ku lambaikan tangan
Sebagai salam perpisahan meski aku tahu..
Jemariku tak akan pernah mampu memelukmu
Takkan pernah mampu merengkuhmu
Namun… biarkanlah hari ini yang akan mengajariku arti ketabahan
Ku rela melepasmu ku rela berpisah darimu
Cintamu yang tak pernah berpihak padaku
T’lah ku lepah di persimpangan jalan menuju masa depanku…

puisis "sahabat"

Sahabat kau bagian hidupku kau juga penerang bagiku di saat ku gundah kau ada di sampingku
Alangkah senang bila kau ada di dekat ku tiada sahabat yang seperti mu
Sahabat yang menerima ku apa adanya di saat suka maupun duka
Di saat merasakan indahnya dunia tanpamu hidupku tersa hampa
Tak berarti apa-apa bila jau tak di sampingku
Menemani ku selama hidupku terima kasihku hanya untukmu
Yang setia selalu bersamaku kaulah sahabat sejatiku
Seumur hidupku selalu..

Cerpen "Vampir"

Malam merayap perlahan. Bulan diselimuti awan hitam. Sedikit cahaya yang terpantul ke Bumi. Angin menerbangkan daun-daun kering. Dingin merambati permukaan kulit. Dinda melirik arloji di pergelangan tangannya 22.30 WIB hamper tengah malam. Sepi sekali malam ini. Sudah seminggu ini Dinda mengikuti kelas malam. Dia ingin mengejar ketinggalannya. Ada dua mata kuliah yang harus diulang, kalau semester ini mau lulus atau dia harus mengulangnya pada semester berikutnya. Dinda mulai memikirkan hal-hal yang menyeramkan. Apalagi kalau ingat dengan cerita teman-teman siang tadi.
Bulu-bulu harus disekujur tubuhnya meremang,mengingat cerita tentang Vampir yang sering berkeliaran di tengah malam untuk mencari setetes darah segar. Padahal, tadi siang Dinda jadi satu-satunya orang yang paling gak percaya dengan gossip yang lagi santer beredar di lingkungan kampusnya. Dia jd menyesal sudah menolak tawaran Pak Heri dosen akuntansinya yang menawarkan jasa untuk mengantarnya pulang ke rumah.
“ Vampir adanya kan di Eropa sama di Negara Cina. Jadi gak masuk akal kalau dia berkeliaran di Jakarta. Kalau pocong baru percaya!” kata Dinda ngotot tak percaya. “Emang ada aturannya yang melarang vampire berkeliaran di Jakarta?” Fia gak mau kalah. “Bener lho Din! Dua malam yang lalu waktu pulang dari mall aku dikuntit sama cowok bertampang indo. Cowok itu mengenakan jubah hitam persis yang dipakai para vampire.” Nina menceritakan pengalamannya.
“Ala…paling-paling cuma cowo yang pengen ngajak kenalan.” “Tampangnya ganteng gak sih?” Fia tersenyum genit. “Tampangnya sih keren. Beda-beda tipis sama Tom Cruise.” “Kenapa gak kamu sosor saja Nin?” “Boro-boro nyosor Fi,ngeliat mukanya yang pucat dan tatapannya yang mengerikan aku langsung ambil jurus langkah seribu.alias kabur?” “Dia gak ngikutin lagi?” Tanya Dinda. Nina menggelengkan kepala. “Mungkin dia tau kalau darah kamu pahit…,” ledek Dinda dan disusul tawa riuh teman-temannya.
“Rese kalian moga-moga saja nanti malam kalian didatengin sama vampire,” doa Nina. “Aku gak bakalan takut! Kalau vampire itu sampai nyatronin aku,bakalan aku ajakin kencan,” kata Dinda penuh kesombongan. “Jangan takabur Non! Fia mengingatkan. Tapi kenyataannya, malam ini Dinda termakan oleh kesombongannya sendiri untuk mengusir rasa takut, Dinda memasang walkman keras-keras. Dia berjalan seirama dengan hentak music rock. Mulutnya komat kamit melantunkan lirik lagu. Dengan begitu dia bias sedikit mengabaikan rasa takutnya. Lupa kalau dia sedang berjalan seorang diri di kegelapan menuju halte bus yang lumayan jauh.
Lagu yang dia dengarkan hamper selesai. Di jeda antara lagu berikutnya, telinga Dinda menangkap suara teriakan. Dinda melepaskan headphone. Memasang telinga tajam. Pandangannya berkeliling tak ada siapa pun. Mungkin hanya akumulasi dari perasaan takutnya. Dinda melanjutkan langkahnya. Matanya menyebar pandangan sekeliling, waspada. Baru beberapa langkah berjalan, dia mendengar suara itu lagi. Kali ini tanpa earphone menyumpal lubang telinganya. Dia yakin sekali, itu suara seorang wanita yang teriakan minta tolong. Dinda berhenti sejenak, mengamati sekitar. Teriakan itu semakin jelas terdengar. Tak jauh dari tempat itu. Matanya terbuka lebar, telinganya tegak. Teriakan minta tolong terus mengikutinya.
Persimpangan jalan sudah terlihat. Dia memutuskan untuk berlari lebih cepat lagi. Teriakan itu semakinkeras terdengar. Ketika sampai di persimpangan jalan, Dinda berbelok ke kanan menuju halte bus yang hanya beberapa meter saja. Tapi langkahnya segera terhenti, ketika matanya dipaksa untuk melihat pemandangan di seberang jalan yang membuat tubuhnya kaku. Jerit tertahan di tenggorokannya. Dua sosok manusia berdiri di seberang jalan. Tepat dibawah sorot lampu jalanan. Perempuan itu meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari dekapan lelaki berjubah hitam. Si perempuan menjerit hebat lalu lelaki bertampang indo melepaskannya. Membiarkan tubuhnya meluncur deras ke aspal jalanan. Dinda melihat jelas darah dari leher perempuan itu. Dia segera tahu apa yang baru saja berlangsung di depannya. Dia hanya bisa berdiri memandang ketakutan. Nalurinya mengajak untuk segera berlari. Tapi kakinya tak mau di gerakkan.
Perasaan takut membuatnya sulit untuk bergerak. Lelaki bertampang indo yang mengenakan jubah hitam, menatap dinda. Matanya merah menyala, mulutnya penuh dengan darah. Dinda tak dapat beranjak dari tempatnya berdiri. Tatapan jahat lelaki itu seperti menguncinya. Dia mulai menangis ketakutan. Apalagi ketika lelaki berjubah hitam mulai melangkah ke arahnya, menyeringai. Mempertontonkan taring-taringnya yang runcing. Toloooongngg!!! Dinda menjerit histeris. Persis jeritan yang dia dengar tadi.
Jeritan wanita yang kini tergeletak kaku di atas aspal jalana. Kelumpuhannya lepas ketika dia mendengar klakson kendaraan, sebuah motor berhenti di depannya. Lho kamu belum pulang Din? Tanya pengendara yang tak lain adalah Pak Heri dosen akuntansinya. Dinda langsung melompat keboncengan. “Cepetan jalan, Pak??? Tanpa banyak Tanya, Pak Heri langsung tancap gas. Motor tua keluaran tahun 65 miliknya, ngacir meninggalkan kepulan asap yang tebal. Dinda menoleh kebelakang. Pria berjubah hitam sudah tidak ada disana.
Penasaran, dia menoleh lagi untuk memastikan. Tak ada siapapun kecuali seorang wanita tergeletak bersimpah darah di sekitar lehernya. “Ada apa Din? Kau seperti sedang di kejar hantu,” Pak Heri bertanya, tanpa menolehkan kepalanya. “Bapak tidak melihat lelaki berjubah hiatam tadi?!” “Saya gak melihat siapapun, kecuali kamu.” “Vampir, pak….” Nafasnya tersengal,”saya melihatnya menghisap darah seorang wanita!”
“Vampir?” “Iya… vampire!” pak dosen menghentikan motornya. Kenapa berhenti pak? Pak Heri menoleh kebelakang Dinda. Mentap Dinda tajam. Wajahnya pucat. Matanya merah menyala. Taringnya meruncing. “Vampiiir..!!!” lalu menit berikutnya, seperti seeokor singa yang lapar, dia menghujamkan taring-taringnya yang runcing ke leher Dinda. “Aaaaaaakkhhh….!!!” Dinda membuka mata, melihat sekeliling ruang, menyakinkan kejadian tadi hanya berlangsung di alam mimpinya.
Nafasnya masinh terengah-engah. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Dia masih berada di ruang kelasnya. Sepi, tak sepotong tubuh pun yang tinggal di sana. Semua teman-temannya sudah pulang. Rupanya Dinda tertidur di kelas. Uh kenapa gak di bangunin sih? Dinda membenahi bukunya. Menyelempangkan tas di pundak, melangkah keluar ruang kuliah. Berdiri di ambang pintu, menengok kekanan dan kekiri. Benar-benar sepi. Tak dilihatnya sepotong tubuh melintas. Dia baru saja hendak membalikkan tubuh, meninggalkan tempat itu, ketika tiba-tiba…bruk! Dia menabrak seseorang.
“M-maaf…” pemuda bertampang indo itu tersenyum. Seperti… Dinda teringat dengan mimpi yang baru saja dia alami. Buru-buru dia memungut buku yang terserak di lantai. Gegas langkah kaki dia ayun. Beberapa langkah kemudian dia menoleh. Pemuda bertampang indo itu melambaikan tangan ke arahnya,memanggilnya hiiyyyy… dinda makin mempercepat langkahnya. Tapi pemuda itu masih terus membuntuti. Aduh, gimana nih? Dinda berlari, secepat yang dia mampu. Baying-bayang mimpi tentang vampire yang baru dia alami, membuat keringat membutir di wajahnya. Pada sebuah belokan Dinda berhasil melepaskan diri dari kuntitan pemuda itu. Aneh…ke mana tukang ojek yang biasa mangkal di depan fakultasnya? Dinda tak melihat satu motor pun yang terparkir di sana. Uh…kemana sih tukang ojek itu?
Dinda mengambil ponsel dari dalam tasnya. Memilih menu phonebook. Nama Nina muncul di display HPnya. Cepat dia menghubungi HP Nina. Suara mesin operator yang menyapa. Nina memang jarang mengaktifkan ponselnya di malam hari. Aha, Fia! Anak itu hamper tak pernah menonaktifkan ponselnya. Dinda segera menghubungi nomor sahabatnya itu. “Alhamdulillah..” tersambung! “Ada apa Din?” “Duh gawat nih, Fi! Aku dikuntit!” “Sama siapa?” “Vampir!”
“Hahaha… jangan becanda gitu deh. Bukannya kamu yang aku denger,gak percaya sama gossip tentang vampire yang suka berkeliaran di kampus kita pada saat malam hari?” “Ya, belum tentu vampire juga sih…kamu bias jemput aku gak?” “Ogah ah, aku udah mau tidur.” “Yah tega amat kamu Fi…” “Bodo ah! Makanya jadi orang jangan suka takabur!” “Tapi Fi…” “Tuuuuttttt…!!! “Maaf tegur seseorang dari arah belakang. Dinda menoleh. Pemuda indo itu sudah berdiri di hadapannya. Mata Dinda membeliak lebar. Ponselnya terjatuh. Dia membeku di tempatnya berdiri, seolah terpaku pada bumi. Dia tak mampu melangkahkan kakinya.
“Jangan mas vampire… darah saya pahit. Jangan dihisap…”mohon Dinda. Pemuda itu mengerutkan keningnya. Heran melihat tingkah gadih di depanya. “Kamu kenapa?” “Ampun mas vampire..saya belum mau mati…” mendengar ucapan Dinda, tubuh pemuda itu berguncang, tertawa kegelian. Dinda menjadi kebingungan. “Kok malah ketaw a sih?” protesnya, seolah lupa pada rasa takut yang baru saja dialami. “Buku,”kata pemuda itu, “buku yang kamu bawa itu punya aku.” “Hah???” Dinda melihat buku ditangannya.”Ups.. jadi kamu bukan vampire ya?” Tanya Dinda polos.
“Huahahahha…”pemuda itu kembali tertawa, setelah menerima bukunya dari tangan Dinda, sebelum melangkah meninggalkan gadis itu sendiri. “Hei tunggu!” Dinda mengejar pemuda itu. “Kenapa?” “Kamu belum jawab pertanyaan saya.” Pemuda itu tidak menjawab. Hanya tertawa. Dinda menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. “Hei tunggu!” Dinda mengejar pemuda itu.

tugas "penalaran"

Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif.

Penalaran Deduktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Penalaran deduktif adalah salah satu dari dua bentuk dasar penalaran yang valid.Sementara berpendapat penalaran induktif dari yang khusus ke yang umum, penalaran deduktif berpendapat dari umum ke contoh yang spesifik.Ide dasarnya adalah bahwa jika sesuatu itu benar dari kelas hal secara umum, kebenaran ini berlaku untuk semua anggota sah kelas. Kuncinya, kemudian, adalah untuk dapat benar mengidentifikasi anggota kelas.Miscategorizing akan menghasilkan kesimpulan yang tidak valid.
Contoh penalaran deduktif mungkin baik halus dan menghemat waktu. Sebagai contoh, Hati-hati itu tawon: mungkin menyengat. Didasarkan pada logika bahwa tawon sebagai kelas memiliki sengatan sehingga setiap individu tawon akan memiliki alat penyengat.Kesimpulan ini membebaskan dalam bahwa kita tidak perlu memeriksa setiap tawon kita pernah bertemu untuk memastikan apa hal itu mungkin karena karakteristik.Karena validitas penalaran deduktif, kita dapat membuat asumsi yang bersifat berguna dan efisien.

Salah satu yang paling umum dan bentuk berguna penalaran deduktif adalah silogisme.Silogisme adalah suatu bentuk spesifik dari argumen yang memiliki tiga langkah mudah.
1. Setiap X memiliki karakteristik Y.
2. Hal ini X.
3. Oleh karena itu, hal ini memiliki karakteristik Y.

Mari kita lihat apa yang setiap langkah dalam proses penalaran deduktif berarti.
1. Langkah pertama yang pasti nama properti dari X, apa pun X adalah.
Contoh:
Setiap segitiga memiliki tiga sisi.
Katak adalah amfibi.
Standar pertandingan bisbol liga utama memiliki 9 babak.
2. Langkah kedua menyatakan bahwa barang tertentu / orang cocok ke dalam kategori yang telah disusun.
Contoh:
Angka aku menggambar adalah sebuah segitiga.
The coqui adalah asli katak Puerto Riko.
Itu adalah standar ballgame liga utama.

3. Langkah ketiga berlaku penalaran deduktif, menghubungkan kebenaran umum dinyatakan dalam langkah 1 untuk kasus khusus yang disebutkan dalam langkah kedua.
Contoh:
Segitiga ini aku menggambar memiliki tiga sisi.
The coqui adalah amfibi.
Bahwa ballgame telah 9 babak.
Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:

a. Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8) Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh :
Ø My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Bayu adalah mahasiswa
K : Bayu lulusan SLTA
Ø My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
Ø My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn : Aris tidak memiliki ijazah SLTA
K : Aris bukan mahasiswa
b. Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
o My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
o My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

c. Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor
berupa proposisi alternative
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
o My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor .
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung .
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor .
o My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor .
Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor .
K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung .
d. Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh :
1) Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2) Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Sabtu, 27 Februari 2010

cerita bersambung "malam kelabu"

PANDANGI LANGIT MALAM

PERHATIKAN BINTANG

COBA RENUNGI AKU

KAU KAN TEMUKAN BAYANG WAJAH KU

BILA KAU RINDUKAN AKU…………………..

Lagu itu mengalir deras di telinga dua insan yang sedang asyik memandangi bintang yang berkelip-kelip indah

“ku harap aku bisa menjadi bintang-bintangmu saat malam hari tiba”ucap vina lirih.

“aku yakin kamu akan menjadi bintang-bintang itu”jawab yogi penuh dengan keyakinan sembari menunjuk bintang yang paling terang.”vin……”panggil yogi vina menoleh kearah suara itu”suatu saat nanti kita akan bersama seperti malam ini,menikmati indahnya bintang-bintang yang menerangi malam-malam gelap kita”ujar yogi.dengan mesrahnya yogi mencium kening vina,vina menyandarkan kepalanya di pundak yogi.”yog, andai saja kamu tahu apa yang ada di dalam lubuk hatiku……”harap vina dalam hati.

“yog, aku harap kamu tidak akan melupakan aku kalau……..”ucapan vina terpotong ketika yogi melayangkan jari telunjuknya di bibir vina”aku pasti akan mengenang masa-masa seperti sekarang ini”sambung yogi.

cerpen "Peradilan Rakyat "

Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."